Selamat Datang di Blog DTA Al-Mizan|Syiar Islam|Pendidikan Agama Islam|

Kamis, 30 April 2015

EFEK SCRIPT BLOG

A. Efek Ringan
Mungkin Ini adalah efek yang biasa sobat lihat saat sobat blogwalking.

1. Efek salju berjatuhan


2. Efek hati bertaburan


3. Efek bintang bertaburan


4. Efek kembang api


5. Efek Gelembung


5. Efek Kupu - Kupu Terbang


Cara pemasangan :
Klik rancangan --> Edit html
Letakkan script efek di atas kode

Klik Save

Rabu, 24 November 2010

Refleksi Hari Guru 25 November 2010 -NALAR DEMITOLOGISASI GURU

Oleh Ari Kristianawati -Guru SMAN 1 Sragen dan Anggota Agupena-

Peningkatan kesejahteraan guru, khususnya guru yang telah lulus program sertifikasi profesi memunculkan sentimen dari berbagai kalangan. Perolehan tunjangan sertifikasi dua kali standar gaji pokok, memunculkan perasaan cemburu. Bukan hanya sesama guru se profesi yang berstatus tenaga honorer atau guru swasta dari yayasan yang “miskin’, namun banyak kelompok PNS tenaga teknis/struktural yang dilanda cemburu karena beda pendapatan.

Guru berstatus PNS yang lulus program sertifikasi minimal per bulannya akan mengantongi pendapatan 4,5 juta sampai 5,5 juta rupiah. Belum termasuk tunjangan bagi guru yang berada dilokasi terpencil, serta tunjangan unit satuan kerja. Meski dalam kenyataan sebenarnya, angka “lumayan” pendapatan guru berlabel profesional tersebut tidak diterimakan setiap bulan. Namun ibarat mengikuti alur birokrasi anggaran, diterimakan guru dalam periode tertentu yang jumlahnya sulit diprediksi oleh para guru sendiri.

Meningkatnya pendapatan guru yang sejalan dengan beban edukatif yang disandangnya, adalah “jasa” dari gerakan guru paska reformasi yang berani memperjuangkan hak-haknya secara terbuka atas prinsip solidaritas. Tentu saja mendapatkan dukungan dari berbagai komponen peduli guru termasuk media, yang menyuarakan nasib guru. Guru paska reformasi memang memainkan peran subjektinya, guru berani memperjuangkan program kolektif yang menjadi keyakinan bersama.

Sayangnya irama perjuangan guru, diluar mainstream menuntut penghargaan hak ekonominya guru kurang optimal dalam memperjuangkan apa yang dinamakan ‘program mendesak” peningkatan standar kualitas pendidikan nasional. Guru masih menjadi “robot’ yang menjalankan kebijakan dan isu politik pendidikan yang sesuai dengan tafsir dan kepentingan kekuasaan.
Guru tetaplah menjadi robot kurikulum dan berbagai proyek-proyek berbiaya mahal yang mengatasnamakan gagasan peningkatan indeks kualitas pendidikan nasional. mayoritas guru menjadi silent Community (Mayoritas diam) ketika negara—melalui depdiknas/kemdiknas—-getol menyelenggarakan ajang Ujian Nasional (UN) yang konon seagai alat mengukur kepintaran anak didik. Guru juga berdiam diri dan bahkan banyak yang gembira (tanpa memahami substansi) ketika ada program internasionalisasi pendidikan melalui skema program RSBI/SBI.

Guru tidak juga menjadi mayoritas kritis ketika DPR dan pemerintah menyetujui dengan setengah hati pemenuhan anggaran pendidikan minimal 20 % dari APBN. padahal guru seharusnya menjadi pengawal skenario, program, evaluasi penyerapan anggaran agar sesuai dengan kepentingan masyarakat. karena dalam fakta dan realitas, seberapa besar anggaran yang dikucurkan untuk sektor pendidikan penyerapan terbesar untuk kepentingan birokrasi dan tidak menyentuh esensi program pendidikan murah yang berkualitas bagi masyarakat.

Tidak mengherankan apabila indeks korupsi yang dicatat lembaga pemonitoring korupsi semacam ICW, Tranparancy, KPK menempatkan sektor pendidikan menjadi wilayah rawan korupsi anggaran. Bahkan riset ICW yang sering dilansir dimedia, menyebutkan korupsi didunia pendidikan menyentuh “jantung’ lembaga edukatif yakni sekolah. padahal sekolah adalah arena bagi guru untuk menyampaikan materi dan pitutur ber-integritas.

Guru puluhan tahun silam dimitologisasi sebagai sosok pengabdi—-OEMAR BAKRIE dalam syair lagu populer Iwan fals—-yang tidak mengharap rupiah dan balasan atas pekerjaan mulia yang dilakukan. para guru mengajar dengan keikhlasan dan kesungguhan tanpa memperhitungkan imbalan. Output pengajaran guru masa lalu, benar-benar nyata dan hal tersebut dirasakan oleh para siswa.
Kini muncul stereotype masyarakat bahwa guru-guru saat ini minim kecakapan dan ketulusan mengajar namun surplus penghasilan. Benarkah demikian? tentu indeks kepuasan masyarakat dalam berbagai riset sebagai jawaban sahihnya. Para Guru saat ini memang mengalami fase demitologisasi. para guru tidak lagi dilekati label “pahlawan tanpa tanda jasa’, “pengabdi dan pemikir’ dan sebagainya.

Demitologi adalah bagian dialektika sejarah. Hal tersebut di antitesakan oleh kondisi objektif yang perkembangan komersialisasi pendidikan yang menjadikan guru ibaratnya hanya sebagai ‘pekerja” dan institusi pendidikan sebagai pabrik atau unit usaha yang menghasilkan untung bagi sang empunya. realitas subjektifnya adalah standar kualitas guru dalam kompetensi mengajar tidak berkarakter sebagaimana para guru dimasa lalu. Memang banyak guru yang kini bergelar S2 bahkan S3 namun, standar intelektual mereka belum atau bahkan tidak teruji karena sebagian besar tidak menghasilkan karya intelektual utama (magnum orpus).
Kemunculan komunitas minor yang cerdas dan kritis dikalangan guru, seperti deretan aktifis guru yang telah berhasil membangun organisasi guru “baru” dan independen, guru penulis dan pemikir, guru yang relawan sosial, guru yang menjadi pemimpin sosial tidak cukup menjadi lokomotif perubahan karakter, integritas dan kualitas guru. Padahal masyarakat sangat mengharapkan guru menjadi kekuatan intelektual edukatif yang mencerdaskan dan membuat kesadaran humanis para siswa.

Pengembangan kualitas guru tidaklah hanya bisa ditempuh dengan program up-grading guru bernuansa proyek. Namun perlu “revolusi” mentalitas guru. Revolusi mentalitas guru yang dibutuhkan adalah adanya proses perubahan kultur feodalistik menjadi emansipatorik dikalangan guru dalam aktivitas pembelajaran. kemudian juga diperlukan penguatan keyakinan ideologis guru bahwa mereka adalah agen perubahan.

Guru dan beragam organisasi guru sudah seharusnya tidak menjadi bagian dari pemroduksi kebijakan pendidikan nasional yang abai akan hak publik. Seperti dalam mendukung program pendidikan yang beraroma komersialisasi yang pro pasar. Guru dan organisasi guru seharusnya menjadi kekuatan oposisi kritis kebijakan pendidikan. Menyampaikan pemikiran kritisnya untuk kebaikan program pendidikan bagi semua (education for all).

Guru tidak seharusnya menjadi kekuatan sosial pendukung gagasan kemapanan yang anti keadilan, khususnya dalam merespons arus kapitalisasi pendidikan yang menyingkirkan aksesibilitas hak masyarakat miskin. Para guru yang terdemitologi seharusnya kini bisa menjalankan tugas, pokok dan fungsi dalam semangat dan kultur baru. Guru harus kembali menjadi komunitas pendidik yang haus ilmu pengetahuan. Selalu belajar dan mencari sumber ilmu pengetahuan. Berani pula merombak metodologi pembelajaran dalam kerangka yang egaliter, kritis dan mandiri. Guru tidak boleh terus menerus menjadi “robot” kurikulum serta pendukung proyek peningkatan pendidikan yang anti nalar. Demitologi guru adalah sesuatu yang menguntungkan bagi upaya merevitalisasi peran guru. Guru sebagai pengajar, pendidik, pamomong generasi muda dan masyarakat.

Minggu, 08 Agustus 2010

TRAINING OF TRAINERS AMADEMEN UUD 1945





PELATIHAN UNTUK PELATIH (TRAINING OF TRAINERS) SOSIALISASI PANCASILA, UNDANG-UNDANG DASAR NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 1945,
NEGARA KESATUAN REPUBLIK INDONESIA,
DAN BHINNEKA TUNGGAL IKA

DI LINGKUNGAN PONDOK PESANTREN
PROVINSI BANTEN, 4 S.D. 8 AGUSTUS 2010
Sekretariat Jenderal
Majelis Permusyawaratan Rakyat

ORIENTASI

A. TUJUAN

1. memberikan pemahaman yang utuh dan menyeluruh kepada peserta TOT mengenai Pancasila, Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, Negara Kesatuan Republik Indonesia, nilai-nilai Bhinneka Tunggal Ika, dan Ketetapan MPR.
2. mempersiapkan peserta TOT agar mampu menjadi Nara Sumber dalam penyelenggaraan Sosialisasi Pancasila, Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, Negara Kesatuan Republik Indonesia, nilai-nilai Bhinneka Tunggal Ika, dan Ketetapan MPR di lingkungannya.

B. PESERTA

Peserta TOT sebanyak 50 (lima puluh) orang terdiri dari kelompok potensial (ditentukan oleh Pondok Pesantren Penyelenggara) yang memiliki kemampuan untuk menjadi narasumber Sosialisasi secara mandiri dengan latar belakang pendidikan minimal Strata 1 (S-1) dan diutamakan yang berprofesi sebagai pendidik.

C. METODE

1. Ceramah dan dialog/tanya jawab dengan materi Pancasila, Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, Negara Kesatuan Republik Indonesia, Bhinneka Tunggal Ika serta Ketetapan dan Keputusan MPR oleh narasumber dari Anggota MPR.

2. Diskusi Kelompok yaitu yaitu peserta mendiskusikan seluruh topik materi yang telah ditentukan dan didampingi oleh Narasumber dari Anggota MPR, dengan ketentuan sebagai berikut:
 Diskusi Kelompok merupakan pendalaman terhadap materi yang telah disampaikan oleh Narasumber.
 Peserta akan dibagi menjadi 5 (lima) kelompok dengan komposisi yang ditentukan oleh Panitia.
 Tiap kelompok didampingi oleh Narasumber dari Anggota MPR untuk memberikan pengantar, klarifikasi, serta penjelasan terhadap diskusi.
 Tiap kelompok memiliki Ketua dan Sekretaris Kelompok yang ditentukan oleh masing-masing kelompok.
 Topik Diskusi merupakan panduan terhadap materi yang akan didiskusikan.
 Topik Diskusi bukan merupakan bahan untuk penyampaian materi pada Simulasi Kelompok.
 Tiap kelompok membahas topik yang telah ditentukan sesuai dengan alokasi waktu yang telah ditetapkan.
 Peserta berpartisipasi secara aktif dalam diskusi.
 Waktu diskusi tiap sessi adalah 90 (Sembilan puluh) menit.

3. Simulasi yaitu tiap kelompok mempresentasikan materi Pancasila, Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, Negara Kesatuan Republik Indonesia, Bhinneka Tunggal Ika serta Ketetapan MPRS dan MPR sesuai dengan topik yang telah ditentukan, dengan ketentuan sebagai berikut:
 Kelompok menentukan Penyaji, Moderator, dan Penanya pada kegiatan simulasi kelompok.
 Penyaji terdiri dari 3 (tiga) orang.
 Moderator 1 (satu) orang dan akan bertugas memimpin jalannya simulasi.
 Anggota kelompok yang tidak menjadi penyaji dan moderator bertugas sebagai penanya pada saat kelompok lain menjadi penyaji.
 Waktu simulasi masing-masing kelompok selama 60 (enam puluh) menit yang meliputi pemaparan materi dan tanya jawab.
 Tiap kelompok mempresentasikan materi Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 dan Ketetapan MPRS dan MPR sesuai dengan topik yang telah ditentukan.
 Pemaparan materi oleh Penyaji selama 30 (tiga puluh) menit oleh 3 (tiga) orang, masing-masing 10 (sepuluh) menit.
 Tanya jawab pada setiap sessi selama 30 (tiga puluh) menit. Setiap kelompok maksimal 2 (dua) orang penanya, masing-masing 1 (satu) menit.
 Simulasi didampingi oleh Narasumber dari Anggota MPR.

D. PELAKSANAAN.

1. Narasumber dalam penyampaian materi dan diskusi kelompok pelaksanaan pelatihan adalah Anggota MPR.
2. Pelatihan diselenggarakan oleh Sekretariat Jenderal MPR bekerja sama dengan Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Banten.
3. Pelatihan dilaksanakan selama 5 (lima) hari mulai tanggal 4 s.d. 8 Agustus 2010 di Hotel Le Dian – Serang Banten.



E. EVALUASI

1. Pre Test yaitu untuk dapat mengetahui gambaran tingkat pemahaman peserta mengenai materi Pancasila, Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, Negara Kesatuan Republik Indonesia, Bhinneka Tunggal Ika, serta Ketetapan MPR dan Keputusan MPR sebelum mengikuti pelatihan.
2. Post Test yaitu untuk dapat mengetahui tingkat pemahaman peserta mengenai materi Pancasila, Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, Negara Kesatuan Republik Indonesia, Bhinneka Tunggal Ika, serta Ketetapan MPR dan Keputusan MPR setelah mengikuti pelatihan.

Senin, 02 Agustus 2010

Maestro 1

The Beatles
By : dhani

The Beatles adalah salah satu grup musik rock populer sekaligus paling berpengaruh di era modern. Beranggotakan John Lennon, Paul McCartney, George Harrison, dan Ringo Starr, kebanyakan lagu mereka ditulis oleh Lennon dan McCartney. Popularitas mereka sedemikian tingginya di Britania Raya sehingga di tahun 1963 pers menelurkan istilah "Beatlemania". Mereka juga kemudian meraih sukses di Amerika Serikat dan seluruh dunia.

Dibentuk di Liverpool tahun 1959 dengan formasi awal John Lennon (Vokal, Gitar), Paul Mc Cartney (Vokal, Gitar), George Harrison (Vokal, Gitar), Stuart Sutcliffe (Bass) dan Pete Best (Drum). Namun tak lama kemudian Stuart Sutcliffe mengundurkan diri (hijrah ke Jerman dan menikahi Astrid Kircherr dan meninggal disana tahun 1962 akibat pendarahan di otak). Lalu pada tahun 1962 Pete Best hengkang dari The Beatles, dan posisinya digantikan oleh Richard Starkey alias Ringo Starr

Manager The Beatles, Brian Eipstein, pertama kali mengenal Beatles lewat banyaknya request pembeli piringan hitam di toko musiknya. Pertama kali Brian mencoba menawarkan Beatles kepada Decca Record, label besar perusahaan rekaman kala itu. Audisi bisa didapat, hanya saja manajemen Decca berpendapat bahwa kelompok musik gitar sudah lewat masa tenarnya. Kendati keempat pemuda menjadi patah arang, Brian akhirnya bisa mendapatkan audisi bagi mereka di satu label rekaman, Parlophone, yang sejatinya adalah perusahaan rekaman untuk siaran radio. George Martin, manajer Parlophone, setuju, dan dimulailah perekaman untuk album pertama The Beatles yang bertajuk "Please Please Me". Lagu Please Please Me dan Love Me Do merupakan andalan untuk album tersebut.


Diskografi

Please Please Me (#1 UK)Platinum
Label: Parlophone PMC 1202 (Mono)/PCS 3042 (Stereo)
Terbit: 1963-03-22 (mono) dan 1963-04-26 (stereo)
Side one Side two
"I Saw Her Standing There"
"Misery"
"Anna (Go to Him)"
"Chains"
"Boys"
"Ask Me Why"
"Please Please Me" "Love Me Do"
"P.S. I Love You"
"Baby It's You"
"Do You Want to Know a Secret"
"A Taste of Honey"
"There's a Place"
"Twist and Shout"



With the Beatles (#1 UK)Gold
Label: Parlophone PMC 1206 (Mono)/PCS 3045 (Stereo)
Terbit: 1963-11-22
Side one Side two
"It Won't Be Long"
"All I've Got to Do"
"All My Loving"
"Don't Bother Me"
"Little Child"
"Till There Was You"
"Please Mr. Postman" "Roll Over Beethoven"
"Hold Me Tight"
"You Really Got a Hold on Me"
"I Wanna Be Your Man"
"Devil in Her Heart"
"Not a Second Time"
"Money (That's What I Want)"



A Hard Day's Night (#1 UK)4X Platinum
Label: Parlophone PMC 1230 (Mono)/PCS 3058 (Stereo)
Terbit: 1964-07-10
Side one Side two
"A Hard Day's Night"
"I Should Have Known Better"
"If I Fell"
"I'm Happy Just to Dance With You"
"And I Love Her"
"Tell Me Why"
"Can't Buy Me Love" "Any Time at All"
"I'll Cry Instead"
"Things We Said Today"
"When I Get Home"
"You Can't Do That"
"I'll Be Back"



Beatles for Sale (#1 UK)Platinum
Label: Parlophone PMC 1240 (Mono)/PCS 3062 (Stereo)
Terbit: 1964-12-04
Side one Side two
"No Reply"
"I'm a Loser"
"Baby's in Black"
"Rock and Roll Music"
"I'll Follow the Sun"
"Mr. Moonlight"
"Kansas City/Hey, Hey, Hey, Hey" "Eight Days a Week"
"Words of Love"
"Honey Don't"
"Every Little Thing"
"I Don't Want to Spoil the Party"
"What You're Doing"
"Everybody's Trying to Be My Baby"



Help! (#1 UK)3X Platinum
Label: Parlophone PMC 1255 (Mono)/PCS 3071 (Stereo)
Terbit: 1965-08-06
Side one Side two
"Help!"
"The Night Before"
"You've Got to Hide Your Love Away"
"I Need You"
"Another Girl"
"You're Going to Lose That Girl"
"Ticket to Ride" "Act Naturally"
"It's Only Love"
"You Like Me Too Much"
"Tell Me What You See"
"I've Just Seen a Face"
"Yesterday"
"Dizzy Miss Lizzy"



Rubber Soul (#1 UK)6X Platinum
Label: Parlophone PMC 1267 (Mono)/PCS 3075 (Stereo)
Terbit: 1965-12-03
Side one Side two
"Drive My Car"
"Norwegian Wood (This Bird Has Flown)"
"You Won't See Me"
"Nowhere Man"
"Think for Yourself"
"The Word"
"Michelle" "What Goes On"
"Girl"
"I'm Looking Through You"
"In My Life"
"Wait"
"If I Needed Someone"
"Run for Your Life"



Revolver (#1 UK)5X Platinum
Label: Parlophone PMC 7009 (Mono)/PCS 7009 (Stereo)
Terbit: 1966-08-05
Side one Side two
"Taxman"
"Eleanor Rigby"
"I'm Only Sleeping"
"Love You To"
"Here, There and Everywhere"
"Yellow Submarine"
"She Said She Said" "Good Day Sunshine"
"And Your Bird Can Sing"
"For No One"
"Dr. Robert"
"I Want to Tell You"
"Got to Get You Into My Life"
"Tomorrow Never Knows"



Sgt. Pepper's Lonely Hearts Club Band (#1 UK)11X Platinum(Diamond)
Label: Parlophone PMC 7027 (Mono)/PCS 7027 (Stereo)
Terbit: 1967-06-01
Side one Side two
"Sgt. Pepper's Lonely Hearts Club Band"
"With a Little Help From My Friends"
"Lucy in the Sky With Diamonds"
"Getting Better"
"Fixing a Hole"
"She's Leaving Home"
"Being for the Benefit of Mr. Kite!" "Within You Without You"
"When I'm Sixty-Four"
"Lovely Rita"
"Good Morning Good Morning"
"Sgt. Pepper's Lonely Hearts Club Band (Reprise)"
"A Day in the Life"



The Beatles ("The White Album") (#1 UK)19X Platinum(Diamond)
Label: Apple/Parlophone PMC 7067-7068 (Mono)/PCS 7067-7068 (Stereo)
Terbit: 1968-11-22
Side one Side two Side three Side four
"Back in the USSR"
"Dear Prudence"
"Glass Onion"
"Ob-La-Di, Ob-La-Da"
"Wild Honey Pie"
"The Continuing Story of Bungalow Bill"
"While My Guitar Gently Weeps"
"Happiness Is a Warm Gun" "Martha My Dear"
"I'm So Tired"
"Blackbird"
"Piggies"
"Rocky Raccoon"
"Don't Pass Me By"
"Why Don't We Do It in the Road?"
"I Will"
"Julia" "Birthday"
"Yer Blues"
"Mother Nature's Son"
"Everybody's Got Something to Hide Except Me and My Monkey"
"Sexy Sadie"
"Helter Skelter"
"Long, Long, Long" "Revolution 1"
"Honey Pie"
"Savoy Truffle"
"Cry Baby Cry"
"Revolution 9" (Instrumental)
"Good Night"



Yellow Submarine (#3 UK)Platinum
Label: Apple/Parlophone PMC 7070 (Mono)/PCS 7070 (Stereo)
Terbit: 1969-01-17
Side one Side two
"Yellow Submarine"
"Only a Northern Song"
"All Together Now"
"Hey Bulldog"
"It's All Too Much"
"All You Need Is Love" "Pepperland" (Instrumental)
"Sea of Time" (Instrumental)
"Sea of Holes" (Instrumental)
"Sea of Monsters" (Instrumental)
"March of the Meanies" (Instrumental)
"Pepperland Laid Waste" (Instrumental)
"Yellow Submarine in Pepperland" (Instrumental)



Abbey Road (#1 UK) 12X Platinum(Diamond)
Label: Apple/Parlophone PCS 7088 Albums in stereo only from this point on.
Terbit: 1969-09-26
Side one Side two
"Come Together"
"Something"
"Maxwell's Silver Hammer"
"Oh! Darling"
"Octopus's Garden"
"I Want You (She's So Heavy)" "Here Comes the Sun"
"Because"
"You Never Give Me Your Money"
"Sun King"
"Mean Mr. Mustard"
"Polythene Pam"
"She Came in Through the Bathroom Window"
"Golden Slumbers"
"Carry That Weight"
"The End"
"Her Majesty"



Let It Be (#1 UK)4X Platinum
Label: Apple/Parlophone PXS 1 (Box Set)/PCS 7096 (Regular LP)
Terbit: 1970-05-08 (Box Set)
1970-11-06 (Regular LP)
Side one Side two
"Two of Us"
"Dig a Pony"
"Across the Universe"
"I Me Mine"
"Dig It"
"Let It Be"
"Maggie Mae" "I've Got a Feeling"
"One After 909"
"The Long and Winding Road"
"For You Blue"
"Get Back"

(Dari Wikipedia bahasa Indonesia)

Sabtu, 31 Juli 2010

Indonesia Raya


Republik Indonesia disingkat RI atau Indonesia adalah negara di Asia Tenggara, yang dilintasi garis khatulistiwa dan berada di antara benua Asia dan Australia serta antara Samudra Pasifik dan Samudra Hindia. Indonesia adalah negara kepulauan terbesar di dunia yang terdiri dari 17.508 pulau, oleh karena itu ia disebut juga sebagai Nusantara (Kepulauan Antara).[4] Dengan populasi sebesar 222 juta jiwa pada tahun 2006,[5] Indonesia adalah negara berpenduduk terbesar keempat di dunia dan negara yang berpenduduk Muslim terbesar di dunia, meskipun secara resmi bukanlah negara Islam. Bentuk pemerintahan Indonesia adalah republik, dengan Dewan Perwakilan Rakyat, Dewan Perwakilan Daerah dan Presiden yang dipilih langsung. Ibukota negara ialah Jakarta. Indonesia berbatasan dengan Malaysia di Pulau Kalimantan, dengan Papua Nugini di Pulau Papua dan dengan Timor Leste di Pulau Timor. Negara tetangga lainnya adalah Singapura, Filipina, Australia, dan wilayah persatuan Kepulauan Andaman dan Nikobar di India.

Sejarah Indonesia banyak dipengaruhi oleh bangsa lainnya. Kepulauan Indonesia menjadi wilayah perdagangan penting setidaknya sejak abad ke-7, yaitu ketika Kerajaan Sriwijaya menjalin hubungan agama dan perdagangan dengan Tiongkok dan India. Kerajaan-kerajaan Hindu dan Buddha telah tumbuh pada awal abad Masehi, diikuti para pedagang yang membawa agama Islam, serta berbagai kekuatan Eropa yang saling bertempur untuk memonopoli perdagangan rempah-rempah Maluku semasa era penjelajahan samudra. Setelah berada di bawah penjajahan Belanda, Indonesia menyatakan kemerdekaannya di akhir Perang Dunia II. Selanjutnya Indonesia mendapat berbagai hambatan, ancaman dan tantangan dari bencana alam, korupsi, separatisme, proses demokratisasi dan periode perubahan ekonomi yang pesat.

Dari Sabang sampai Merauke, Indonesia terdiri dari berbagai suku, bahasa dan agama yang berbeda. Suku Jawa adalah grup etnis terbesar dan secara politis paling dominan. Semboyan nasional Indonesia, "Bhinneka tunggal ika" ("Berbeda-beda tetapi tetap satu"), berarti keberagaman yang membentuk negara. Selain memiliki populasi padat dan wilayah yang luas, Indonesia memiliki wilayah alam yang mendukung tingkat keanekaragaman hayati terbesar kedua di dunia.

Kamis, 15 Juli 2010


Obat Penghilang Rasa Suntuk (Bad Mood)
Oleh: Rini Ekayati

Rasa suntuk (bad mood) bisa melanda siapa saja. Ia tidak mengenal batasan umur, tingkat profesi, jenjang pendidikan dan sebagainya sehingga ia dapat menyerang pekerja kantor, ibu rumah tangga, pelajar, buruh bangunan, petani, pembantu rumah tangga, supir angkot, orang dewasa maupun anak-anak. Pendek kata siapa aja bisa terjangkit penyakit ini. Bermacam cara yang bisa dilakukan orang untuk mengobati rasa suntuk ini. Ada yang mengobatinya dengan berjalan-jalan atau cuci-mata, ada yang pergi ke tempat hiburan untuk mencari suasana santai, ada yang curhat ke teman, dan yang lainnya.

Seperti kebanyakan orang, rasa suntuk ini juga sering melanda ku dan biasanya ia kambuh kalau aku sedang merasa bosan terhadap rutinitasku yang itu-itu melulu dari hari ke hari. Setiap hari kejadian yang aku lakukan seperti berulang dan pada akhirnya akan membuat aku merasa jenuh dan timbullah penyakit suntuk ini.

Seorang temanku yang saat ini sedang berada di India bersamaku yang juga lagi ngejalani S2 nya, punya cara sendiri untuk menghilangkan kesuntukannya. Saat masih di Medan dulu, kota kelahiran ku dan dia, ia biasanya suka jalan kemana aja kalau lagi suntuk, yang penting baginya jangan terus-terusan di rumah, malah kalau bisa keluar satu hari suntuk, dari pagi sampai malam, pulangnya langsung tidur istirahat. Kalau sudah gitu mau suntuk kayak apa juga langsung hilang. Masalahnya di India ini kan kami masih baru, belum tau banyak tempat, dan kalau pun tau, perginya harus naik bajaj yang ongkosnya lumayan mahal (maklum anak kost, jadi harus hemat), karena belum tau trayek bus yang agak pusing dihapal karena terlalu banyak, juga masih agak 'serem' kalau harus jalan sendiri, akhirnya bukan rasa suntuknya hilang, malah jadi tambah parah.

Beruntunglah aku karena aku tidak harus susah seperti temanku itu. Kalau lagi suntuk, aku malah memilih memasak apa saja untuk menghilangkan rasa suntukku. Jadi kalau suntuk aku langsung belanja kepasar(kebetulan dekat dengan tempat kost jadi tinggal jalan kaki), ke dapur, lalu masak. Habis masak tepon semua teman untuk makan bareng, saat makan bareng sekali-kali bercanda, tertawa rame-rame, makan siap suntuknya juga lenyap. Dan alhamdulillahnya lagi, kata teman-teman ku masakan ku lumayan enak, sehingga mereka suka bercanda dengan mengatakan bahwa aku 'makin cantik' kalau lagi suntuk. Maksudnya agar aku masak lagi gitu! Ya, namanya juga teman, ada aja caranya untuk menghibur hati teman lain yang lagi suntuk.

Mengapa aku memilih memasak sebagai obat penghilang rasa suntukku? Pertanyaan ini sering sekali ditanyakan oleh teman-teman ku. Kata mereka aneh karena masak itu menurut mereka malah membuat kita bisa lebih suntuk lagi. Harus belanja, racik-racik, nungguin sampai matang makanannya, belum lagi kalau harus giling cabe yang lumayan pedas, dan sebagainya-sebagainya. Aku menjawab dengan singkat bahwa kalau memasak itu, aku biasanya melakukannya dengan senang hati, sambil nyanyi-nyanyi, kadang pakek joget dikit, lalu kalau uda siap dan masakannya dibilang enak, waduh rasanya senang banget. Jadi lupalah aku sama rasa suntuk ku.

Lagi pula suntuk juga enggak ada manfaatnya, jadi lebig baik masak, dengan bahan dasar 'rasa suntuk', diolah, lalu dimakan. Hilanglah rasa suntuk itu dan mudah-mudahan menjadi darah daging buat ku. Moto ku untuk menghilangkan rasa suntuk adalah "If you are in a bad mood, let's 'cook' it and eat it up, okey!"

See you!

Selasa, 13 Juli 2010

Perkembangan Kegiatan Gunung Ibu tanggal 9 Juli 2010

Perkembangan Kegiatan Gunung Ibu tanggal 9 Juli 2010

Sabtu, 13 Juli 2010 12:27


Berdasarkan laporan yang kami terima dari Badan Geologi tentang Perkembangan Kegiatan Gunung Ibu adalah sebagai berikut :

I. Pendahuluan

Gunung Ibu merupakan salah satu gunung api aktif di Indonesia, gunung ini secara geografis terletak pada posisi 1°29'27" LU dan 127°37'50"LS dengan tinggi puncaknya sekitar 1.340 m di atas permukaan laut. Secara administratif terdapat di Kecamatan Ibu Utara, Kabupaten Halmahera Barat, Provinsi Maluku Utara.

II. Kegempaan

Tanggal 8 s/d 9 Juli 2010 pukul 06.00 WIT terekam gempa :
164 kali gempa letusan
58 kali gempa hembusan
82 kali gempa guguran
5 kali gempa tektonik jauh
11 kali gempa tremor
II. Visual

Gunung Ibu tanggal 8 s/d 9 Juli 2010 pukul 06.00 WIT umumnya cuaca cerah hingga mendung, angin tenang, gunung api tertutup kabut, asap putih kelabu sedang dengan tinggi 200 m s/d 300m.


III. Kesimpulan

Berdasarkan analisis hasil pemantauan kegempaan dan visual hingga tanggal 9 Juli 2010 pukul 06.00 WIT status kegiatan Gunung Ibu masih tetap ”SIAGA”.
Pemantauan secara intensif terus dilakukan guna mengevaluasi kegiatan Gunung Ibu dan tetap berkoordinasi dengan Pemerintah Daerah
IV. Rekomendasi
Sehubungan dengan status Gunung Ibu SIAGA (Level III), maka direkomendasikan:

Masyarakat di sekitar Gunung Ibu diharap tenang, tidak perlu ada pengungsian, tidak terpancing isu-isu tentang letusan Gunung Ibu. Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi selalu berkoordinasi dengan Pemerintah Provinsi Maluku Utara (selaku Ketua SATKORLAK PB) dan Pemerintah Kabupaten Halmahera Barat (Ketua SATLAK PB) tentang aktivitas Gunung Ibu. Masyarakat harap selalu mengikuti arahan dari SATLAK PB dan SATKORLAK PB.

Masyarakat di sekitar Gunung Ibu dan pengunjung/wisatawan tidak diperbolehkan mendaki dan mendekati Gunung Ibu dalam radius 2 km dari Kawah Gunung Ibu.
Jika terjadi hujan abu vulkanik di sekitar Gunung Ibu :
Agar masyarakat menggunakan masker penutup hidung dan mulut, karena abu vulkanik yang terhirup dapat mengganggu saluran pernapasan
Abu vulkanik juga dapat merusak lahan tanaman, namun dalam selang waktu 1 - 2 tahun dapat menyuburkan lahan yang baik untuk pertanian.

(Sumber : Badan Geologi, Departemen ESDM)